Sumber : www.pinterest.com
SWAMEDIKASI
INFEKSI JAMUR
(PANU)
a.
Patofisiologi
Panu
Malassezia
furfur/pitsirioum ovale memang sudah ada di tubuh sebagai flora normal, namun
sewaktu-waktu dikarenakan beberapa faktor menjadi menyerang tubuh atau patogen,
menimbulkan lesi berupa makula yang dapat berbentuk hipopigmentasi dimana warna
lesi lebih pucat dibanding kulit sekitar atau hiperpigmentasi dimana warna
kulit lebih gelap dari sekitarnya.
Saat
jamur Malassezia furfuryang masih dalam bentuk blastospora akan berkembang
menjadi miselium,jamur akan mengoksidasi asam lemak dengan cara enzimatis(asam
lemak itu sendiri digunakan untuk pertumbuhan jamur). Oksidasi lemak itu akan
menghasilkan asam dikarbosilat sebagai produk sampingannya. Asam
dikabosilat akan menghambat enzim
tironase yang berguna dalam pembentukkan pigmen di melanosit. Akibatnya, pigmen
tidak terbentuk menghasilkan lesi kulit dimana kulit yang terinfeksi lebih
pucat dari sekitarnya (Mendez, 2010).
Gambar 3. Patofisiologi Panu
Panu
tidak selalu menimbulkan gejala hipopigmentasi,terkadang dapat pula ditemukan
lesi yang lebih gelap dari kulit yang tidak diserang (hiperpigmentasi). Hal ini
disebabkan M.furfur memicu pembesaran melanosom yang di buat melanosit pada
lapisan basal epidermis (Mendez, 2010).
Walaupun
jarang,panu dapat menimbulkan lesi
papul.hal ini disebabkan reaksi perdangan oleh sistim perthanan imun tubuh
dimana akan meningkatkan permebealitas kapiler. Akibatnya protein/eksudat dalam
kapiler dermis akan keluar ke jaringan
mebentuk tonjolan berisi benda padat (papul) (Mendez, 2010).
b. Swamedikasi panu
Dikarenakan
tidak terdapat resep dokter saat swamedikasi oleh apoteker kepada pasien,
golongan jenis obat yang boleh diberikan hanya obat over the counter (OTC) yang berisi obat bebas dan bebas terbatas
dan juga obat obat wajib apotek (OWA). Obat-obat beserta informasinya yang
harus diberikan oleh apoteker kepada pasien untuk swamedikasi panu adalah
sebagai berikut.
Obat OWA :
Nistatin
|
Keterangan
|
Indikasi
|
infeksi
jamur lokal
|
Pemberian
|
maksimal
1 tube (Menkes RI, 1990).
|
Efek
Samping
|
mual,
muntal, diare pada dosis tinggi, iritasi oral dan sensitisasi, ruam (termasuk
urtikaria) dan dilaporkan terjadi sindroma Stevens-Johnson (jarang).
|
Keterangan
|
nistatin
kurang efektif mengobati tinea
|
Sediaan
|
Dewasa
: salep, krim, mengandung 100.000 U/g
Anak-anak
: sama seperti dewasa (MIMS Indonesia)
|
Dosis
|
Oleskan
atau taburkan di kulit yang terinfeksi panu.
Dewasa
: Gunakan 2 – 4 kali / hari
Anak-anak
: Gunakan 2 – 4 kali / hari
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitif
terhadap nistatin
|
Gambar
|
|
Merk
dagang
|
Nystatin Cream USP 100.000, Myco-z Ointment.
|
Mikonaznoilrat / Mikonazol
|
Keterangan
|
Indikasi
|
Infeksi
jamur lokal
|
Pemberian
|
Maksimal
1 tube (Menkes RI, 1990).
|
Sediaan
|
Krim,
lotion, atau bedak yang mengandung 2% miconazole.
|
Dosis
|
Dewasa
dan anak-anak 2 tahun ke atas, Oleskan 2 kali sehari selama 2-6 minggu.
|
Cara
pakai
|
Oleskan
tipis di seluruh permukaan yang terinfeksi panu
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitif
mikonazol
|
Efek
samping
|
(Jarang)
Iritasi, terbakar, maceration,
alergi kontak dermatitis.
|
Gambar
|
|
Merk
dagang
|
Daxtarin, Miconazole
|
Tolnaftat
|
Keterangan
|
Indikasi
|
Infeksi
jamur lokal
|
Pemberian
|
Maksimal
1 tube (Menkes RI, 1990).
|
Dosis
|
Topikal
1%, Oleskan 2 kali sehari
|
Cara
pakai
|
Oleskan
tipis di seluruh permukaan yang terinfeksi panu
|
Efek
samping
|
Iritasi,
alergi, kontak dermatitis, pruritus, stinging
|
Sediaan
|
gel,
powder, krim
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitif
|
Gambar
|
|
Merk
Dagang
|
Tinactin,
Tolnaftat
|
Ekonazole
|
Keterangan
|
Indikasi
|
Infeksi
jamur lokal
|
Pemberian
|
Maksimal
1 tube (Menkes RI, 1990).
|
Efek
Samping
|
Erithema
(3%), (frekuensi tidak ditetapkan) : rasa
terbakar dan menyengat, pruritus
|
Keterangan
|
Lanjutkan
terapi sampai waktu regimen tuntas walaupun
infeksi hilang.
|
Sediaan
|
Krim,
sabun
|
Dosis
|
1%,
pakai setiap hari, selama 2 minggu.
|
Interaksi
|
+
warfarin : ekonazol topikal meningkatkan efek warfarin dengan cara menurunkan
metabolisme. Lakukan monitor.
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitivitas
|
Gambar
|
|
Merk
dagang
|
Ecoza,
econazole
|
Hidroquinon
|
Keterangan
|
Indikasi
|
Hiperpigmentasi
kulit
|
Pemberian
|
Maksimal
1 tube (Menkes RI, 1990).
|
Efek
Samping
|
Frekuensi
tidak ditetapkan : iritasi dan sensitisasi kulit ringan (terbakar, menyengat),
infeksi kulit, kekeringan, eritema, reaksi inflamasi.
|
Dosis
|
Dewasa
: krim topikal (2%, 4%), lotion (2%), emulsi (4%), larutan topikal (2%, 3%),
gel topikal (2%, 4%)
Terapkan
ke daerah yang terkena dan gosokkan secara menyeluruh 2 kali sehari.
|
Peringatan
|
Kontraindikasi
: hipersensitivitas, terbakar sinar matahari, use as depilatory drug.
Perhatian
: mengandung sulfit yang dapat menyebabkan reaksi tipe-alergi, hindari
paparan sinar matahari yang tidak perlu, jangan mengaplikasikan dekat mata, kulit
yang luka, terkelupas, atau terbakar sinar matahari, setelah bercukur atau
menggunakan obat penghilang rambut; atau pun pada miliaria rubra (biang
keringat).
|
Gambar
|
|
Merk
dagang
|
Lustra, Melquin, Melquin HP 4%, Melquin-3 Topical Solution,
Lustra-AF, Lustra-Ultra, Alphaquin, Claripel, Clarite, Eldopaque, Eldoquin,
Epiquin Micro, Esoterica, Melanex, Melpaque, Nuquin HP Cream, Nuquin HP Gel,
Solaquin
|
Kehamilan
dan laktasi
|
Kategori Kehamilan: C
Laktasi: tidak diketahui jika didistribusikan dalam ASI;
Gunakan dengan hati-hati
|
Farmakologi
|
Mekanisme aksi : Mengurangi depigmentasi kulit secara
reversibel dengan menghambat oksidasi enzimatik tirosin menjadi 3,
4-dihydroxyphenylalanine (DOPA); juga menekan proses metabolisme melanosit
lainnya; paparan sinar matahari membalikkan efek dan menyebabkan repigmentasi
Farmakokinetik : Onset dan durasinya bervariasi per
individu
|
Dexpanthenol
|
Keterangan
|
Nama
Dagang
|
Dexpanthenol, Bepanthen
|
Kelas
obat
|
Topikal
|
Pemberian
|
Maksimal
1 tube (Menkes RI, 1990).
|
Indikasi
|
Sebagai
obat luar lokal untuk infeksi jamur
|
Dosis
dan cara penggunaan
|
(Dewasa)
Bentuk sediaan dan kekuatan : krim topikal 2%.
Terapkan
secara topikal ke area yang terkena 1 – 2 kali / hari.
|
Efek
samping
|
(Frekuensi
Tidak Ditetapkan) gatal, perasaan geli, gangguan, urtikaria, reaksi alergi
|
Peringatan
|
Kontraindikasi :Hipersensitivitas
Perhatian : Hanya untuk penggunaan
eksternal, hindari mata
|
Kehamilan & Laktasi
|
Kategori kehamilan: C. Laktasi: Ekskresi dalam susu
dimungkinkan; gunakan dengan hati-hati, Pasien hamil atau menyusui harus
mencari nasihat dari profesional kesehatan sebelum menggunakan obat bebas.
|
Gambar
|
Isoconazol
|
Keterangan
|
Kelas
obat
|
Topikal
|
Pemberian
|
Maksimal
1 tube (Menkes RI, 1993).
|
Indikasi
|
Infeksi
jamur di kulit.
|
Dosis
dan cara penggunaan
|
Krim
(1%, 2%), terapkan secara topikal ke area yang terinfeksi jamur secepatnya
(MIMS Indonesia)
|
Efek
samping
|
Reaksi
lokal termasuk terbakar dan gatal. Pertumbuhan berlebih organisme
tertentu.
|
Penyimpanan
|
Simpan
ditempat <30 ˚C
|
Kehamilan & Laktasi
|
Dapat merusak kontrasepsi karet atau latex, dibutuhkan
monitoring
|
Gambar
|
|
Nama
Dagang
|
Isoconazol
|
Ketokonazol
|
Keterangan
|
Kelas
obat
|
Topikal
|
Pemberian
|
Kadar
≥ 2%, krim 1 tube, scalp sol. 1 btl. (Menkes RI, 1993).
|
Indikasi
|
Sebagai
obat luar untuk infeksi jamur lokal
|
Dosis
dan cara penggunaan
|
Shampoo
(2%) : Oleskan ke area kulit lembap yang terkena, gosok, tunggu 5 menit dan
bilas (satu kali biasanya cukup)
Krim
(2%) : Gunakan satu kali setiap hari untuk melindungi area sekitarnya dan
sekitarnya selama 2 minggu.
|
Penyimpanan
|
Simpan
di suhu 15 – 25 ˚C
|
Efek
samping
|
Dampak
buruk 1-10% :Iritasi parah, pruritus, menyengat.
Frekuensi
tidak ditetapkan : (Sampo) Kerontokan rambut / alopecia, gangguan tekstur
rambut tidak normal, scalp pustules, kulit kering, pruritus, ketertarikan /
kekeringan pada rambut dan kulit kepala.
Postmarketing
reports : sensasi terbakar, rasa sakit, iritasi kulit, eritema.
|
Peringatan
|
Kontraindikasi
: Hipersensitivitas, kulit kepala yang rusak atau meradang (OTC
self-medication)
Perhatian
: Hentikan jika iritasi terjadi, angioedema pernah dilaporkan, shampoo dapat
menghitamkan rambut dan mengubah tekstur rambut, beberapa formulasi
mengandung sulfit, yang dapat menyebabkan reaksi tipe-alergi; juga dapat
menyebabkan episode asthma yang berat yang mengancam jiwa atau berat pada
beberapa pasien, hindari kontak dengan mata dan selaput lendir lainnya; bukan
untuk penggunaan oral, intravaginal atau ophthalmic; hentikan penggunaan dan
hubungi petugas kesehatan profesional jika kondisi memburuk atau tidak
membaik
|
Kehamilan & Laktasi
|
Kehamilan : Infertilitas
Laktasi : dalam studi hewan ketoconazole ditemukan dalam
susu setelah pemberian oral
|
Gambar
|
|
Nama
Dagang
|
Nizoral Topical, Extina, Ketozole, Xolegel
|
Oxiconazole
|
Keterangan
|
Kelas
obat
|
Topikal
|
Pemberian
|
Kadar
< 2%, l tube (Menkes RI, 1993).
|
Indikasi
|
Sebagai
obat luar untuk infeksi jamur lokal
|
Dosis
dan cara penggunaan
|
cream/lotion
: 1%, gunakan dua kali / hari di area yang terinfeksi.
|
Penyimpanan
|
Simpan
di suhu 15 – 30˚C
|
Interaksi
|
Serius
: astemizole, cisapride, dihydroergotamine, dihydroergotamine intranasal, dronedarone,
ergotamine, erythromycin base, erythromycin ethylsuccinate, erythromycin
lactobionate, erythromycin stearate, everolimus
Lovastatin,
pimozide, ranolazine, sertindole, silodosin, simvastatin, sirolimus, terfenadine,
tolvaptan. Gunakan alternatif lain.
|
Efek
samping
|
Pruritus
(1-2%), terbakar (1-2%), <1% : gangguan, pedas, eritema, ruam, folliculitis,
papula, nodul, kelelahan, fissuring
|
Peringatan
|
Kontraindikasi : hipersensitivitas, bukan untuk penggunaan
ophthalmic atau intravaginal.
|
Kehamilan & Laktasi
|
Kategori kehamilan: B, laktasi: didistribusikan ke dalam
susu; gunakan dengan hati-hati pada wanita menyusui.
|
Penyimpanan
|
Simpan pada suhu kamar antara 15-30 ˚C jauh dari panas dan cahaya. Jangan simpan di kamar mandi.
Jauhkan semua obat-obatan dari anak-anak dan hewan peliharaan.
|
Gambar
|
|
Nama
Dagang
|
Oxistat
|
Tolsiklat
|
Keterangan
|
Kelas
obat
|
Topikal
|
Pemberian
|
Maksimal
l tube, 5 g (Menkes RI, 1999).
|
Indikasi
|
Antijamur
|
Dosis
dan cara penggunaan
|
Tersedia
dalam bentuk krim, gel, dan
Solution,
lotion : 1%. Bedak : 0,5%. Gunakan 2 – 3 kali / hari selama 7 – 21 hari.
Gunakan pada kulit yang terdapat panu (Saliha, 2018)
|
Obat OTC
Selenium
Sulfida
|
Informasi
Obat
|
Kelas
obat
|
Obat
bebas terbatas, topikal kulit
|
Indikasi
|
Panu
|
Dosis
dan cara penggunaan
|
busa
berbasis air & lipid : 2,25% (TersiFoam)
losion
: 2,5% ; sampo : 1%, 2.3%
Tinea
Versicolor : Oleskan lotion / sampo 2,5-2,5% ke area yang terkena dan busa
dengan sedikit air; biarkan kulit selama 10 menit dan bilas sampai bersih;
menerapkan setiap hari selama 7 hari
Foam
: Gosokkan busa ke kulit yang terkena dampak 2 kali sehari
|
Interaksi
|
-
|
Efek
samping
|
Frekuensi
tidak ditetapkan : Menyengat sementara, pembakaran, kelesuan, alopecia atau
perubahan warna rambut, getaran, kekeringan yang tidak biasa atau oilness
kulit kepala, diaforesis, sakit perut, bawang putih, gatal atau iritasi,
|
Peringatan
|
Kontraindikasi
: Hipersensitivitas terhadap selenium sulfida, bukan untuk penggunaan
oftalmik, oral, anal atau intravaginal.
Perhatian
: Hindari kontak dengan semua selaput lendir, termasuk mata, bibir, kulit
yang pecah / meradang, jangan gunakan jika ada peradangan atau eksudasi,
karena peningkatan penyerapan dapat terjadi, risiko toksisitas sistemik, hentikan
kemerahan atau iritasi terjadi
|
Kehamilan & Laktasi
|
Kategori
Kehamilan: C
Laktasi:
tidak diketahui jika didistribusikan dalam ASI; gunakan kation
|
Penyimpanan
|
Obat
ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Jauhkan
semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan
menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila
sudah tidak diperlukan lagi
|
Gambar
|
|
Nama
Dagang
|
Head
& Shoulders Intensive Treatment, Selsun Blue Medicated Treatment, SelRx,
Selsun Rx, TersiFoam
|
Zinc
Pyrithione
|
Informasi
Obat
|
Kelas
obat
|
Obat
bebas terbatas, Keratolytic Agents,
|
Indikasi
|
Seborrhea
|
Dosis
dan cara penggunaan
|
Sampo
: 0,25%, 1%, 2%, losion : 0,25%, krim
: 0,25%, Kondisioner : 0,5%, sabun batang : 2%
Seborrhea
: Shampoo : Terapkan ke rambut basah / kulit kepala, busa, lalu bilas dengan
baik; dapat diikuti dengan conditioner, Bar : Dapat digunakan pada tubuh dan
atau kulit kepala; usapkan area basah; pijat dan bilas
|
Interaksi
|
Abiraterone
acetate, Alcohol, Alfentanil, Aliskiren,
Alprazolam, Aluminium hydroxide and
oxide, Amphotericin B, Aprepitant, Artesunate, Astemizole, Beclomethasone, Bosentan, Carbamazepine, Cimetidine,
Cisapride, Corticotropin, Cyclosporin A, Dabigatran, Desonide, Didanosine, Docetaxel,
Eplerenone, Erlotinib, Famotidine, Fexofenadine, Flunisolide, Indinavir, Sodium
calcium edetate.
|
Efek
samping
|
Frekuensi
tidak ditetapkan : Menyengat / membakar kulit kepala, desquamation, Iritasi
pada kulit (jarang)
|
Peringatan
|
Kontraindikasi
: hipersensitivitas,
Perhatian
: hanya digunakan secara topikal, hindari kontak dengan mata
|
Kehamilan & Laktasi
|
Kategori
kehamilan: C
Laktasi:
Tidak Diketahui
Pasien
hamil atau menyusui harus mencari nasihat dari profesional kesehatan sebelum
menggunakan obat bebas terbatas
|
Penyimpanan
|
Simpan
obat di temperatur ruangan, jauh dari panas dan cahaya langsung. Jangan
membekukan obat kecuali diperlukan oleh brosur kemasan. Jauhkan obat dari
anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan membuang obat ke toilet atau
menuangkannya ke drainase kecuali diinstruksikan seperti itu. Obat yang
dibuang dengan cara ini dapat mengontaminasi lingkungan.
|
Gambar
|
|
Nama
Dagang
|
Denorex
Everyday Dandruff Shampoo, Head & Shoulders Shampoo, DHS Zinc Shampoo,
Head & Shoulders Dry Scalp, Selsun Blue Itchy Dry Scalp, T/Gel Daily
Control, Zincon Shampoo
|
c.
Pengobatan
Panu
Perawatan panu dapat terdiri dari krim,
lotion, atau sampo yang diletakkan di kulit. Itu juga bisa termasuk obat yang
diberikan sebagai pil. Jenis perawatan akan tergantung pada ukuran, lokasi, dan
ketebalan area yang terinfeksi.
Pilihan perawatan:
·
Anti-fungal
topical
Produk-produk
ini diterapkan langsung ke kulit Anda dan mungkin dalam bentuk lotion, sampo,
krim, busa, atau sabun. Mereka menjaga pertumbuhan ragi di bawah kontrol.
Produk-produk topikal anti-jamur yang dijual bebas yang mengandung bahan-bahan
seperti zinc, clotrimazole, miconazole, pyrithione, selenium sulfide, dan
terbinafine tersedia. Tetapi kadang-kadang resep obat mungkin diperlukan.
·
Pil
antijamur. Ini dapat digunakan untuk mengobati kasus tinea versikolor yang
lebih serius atau berulang. Atau dalam beberapa kasus mereka dapat digunakan
karena mereka dapat memberikan resolusi infeksi yang lebih sederhana dan lebih
cepat. Obat-obatan ini diberikan dengan resep dan dapat memiliki efek samping.
Jadi penting untuk diawasi oleh dokter Anda saat menggunakan pil antijamur. (WebMD, 2018).
Pasien harus diberitahu bahwa panu disebabkan oleh
jamur yang biasanya hadir di permukaan kulit dan karena itu tidak dianggap
menular. Kondisi ini tidak meninggalkan bekas luka permanen atau perubahan
pigmen, dan perubahan warna kulit akan hilang dalam 1-2 bulan setelah perawatan
dimulai. Kambuh sering terjadi, dan terapi profilaksis dapat membantu
mengurangi tingkat kekambuhan yang tinggi (Medscape, 2018).
Panu dapat berhasil diobati dengan berbagai agen. Agen
topikal yang efektif termasuk selenium sulfida, seng-pyrithione, natrium sulfacetamide,
ciclopirox olamine, tacrolimus, serta antijamur azole dan allylamine. Bahkan
jika area kulit kecil terlibat, mengobati dengan topikal dari leher hingga
lutut dapat membuat perawatan lebih berhasil (Medscape, 2018).
Losion selenium sulfida secara bebas dioleskan ke area
kulit yang terkena setiap hari selama 2 minggu; setiap aplikasi diizinkan untuk
tetap berada di kulit setidaknya 10 menit sebelum dicuci. Dalam kasus yang
resisten, aplikasi semalam dapat membantu. Antijamur azole topikal dapat
diterapkan setiap malam selama 2 minggu. Aplikasi mingguan dari salah satu agen
topikal untuk beberapa bulan berikut dapat membantu mencegah kekambuhan
(Medscape, 2018).
Pada pasien dengan penyakit yang tersebar luas,
beberapa terapi antijamur topikal bisa mahal. Formulasi sampo bebas dari
selenium sulfida, zinc-pyrithione, dan ketoconazole adalah pilihan berbiaya
rendah yang tersedia secara luas dan dapat dengan mudah digunakan untuk
menutupi area permukaan yang luas. Allylamines topikal telah terbukti efektif
secara klinis dan mikologis. Tacrolimus 0,03% diterapkan secara topikal telah
terbukti memberikan pengobatan yang efektif secara mikologi; Namun, itu tidak
efektif dalam mempercepat penurunan penampilan hipopigmentasi terkait dengan
panu (Medscape, 2018).
Sementara ketoconazole oral merupakan kontraindikasi
untuk pengobatan panu, busa topikal mungkin berguna pada beberapa pasien. Risiko
kerusakan hati yang serius, masalah kelenjar adrenal, dan interaksi obat
berbahaya dengan penggunaan ketoconazole oral lebih menguntungkan daripada infeksi
jamur pada kulit (Medscape, 2018).
Terapi oral dengan antijamur sistemik lainnya efektif
untuk panu dan sering lebih disukai oleh pasien karena kemudahan dan pemberian
oral kurang memakan waktu daripada pengobatan topikal. Tentu saja, terapi oral
dapat digunakan bersama dengan rejimen topikal. Flukonazol, dan itrakonazol adalah
agen oral yang disukai. Berbagai rejimen dosis telah digunakan. Flukonazol
telah ditawarkan sebagai dosis tunggal 150 hingga 300 mg mingguan selama 2-4
minggu dan merupakan agen oral yang paling aman. Itraconazole biasanya
diberikan pada 200 mg/hari selama 7 hari. Pramikonazol dan sertaconazole juga
telah digunakan dalam pengelolaan panu. Sebuah tinjauan menyarankan rejimen
dosis berikut: 200 mg/hari untuk 5 atau 7 hari itrakonazol, 300 mg/minggu untuk
2 minggu flukonazol, dan 200 mg/hari untuk 2 hari pramikonazol (Medscape,
2018).
d. Mencegah Panu
Kekambuhan
panu sangat sering karena ragi yang menyebabkan infeksi adalah jamur yang
normal hidup pada kulit. Obat pembersih dapat digunakan satu atau dua kali
sebulan untuk membantu mencegah panu datang kembali. Perlunya menggunakan
pembersih ini jika infeksi terus kembali, terutama jika tinggal di daerah yang
hangat dan lembab.
Berikut adalah beberapa
tips untuk membantu mengelola tinea versikolor:
- Hindari menggunakan produk kulit berminyak
- Kurangi ekspos terhadap sinar matahari. Paparan sinar matahari dapat memicu atau memperburuk kondisi kulit, dan membuat ruam lebih terlihat
- Jika mengharuskan keluar rumah dan terpapar terik sinar matahari, pertimbangkan untuk menggunakan sampo anti-jamur secara rutin selama beberapa hari sebelum terpapar sinar matahari
- Gunakan tabir surya setiap hari. Gunakan tabir surya yang tidak berminyak dengan faktor perlindungan matahari minimum (SPF) 30
- Jangan memakai pakaian ketat
- Kenakan kain longgar yang dingin seperti katun untuk mengurangi keringat.
- Hindari berbagi barang pribadi dengan orang lain (seperti handuk, celana dalam, dan baju) (Gupta, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Gupta, K.A., dan Foley,
A.K. 2015, Antifungal Treatment for Pityriasis Versicolor, J. Fungi, 2015(1): 13 – 2.
Mendez, L.J., and M.D.
2010, Pathogenesis of dermatophytosis and tinea versicolor, Journal Clinics in Dermatology, Volume
28, Issue 2, Pages 185-189.
WebMD.
2018. Tinea versicolor. Available online at
https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/tinea-versicolor-cause-symptoms-treatments#1[diakses tanggal 6 Oktober 2018].
Medscape. 2018. Tinea Versicolor Treatment &
Management. Available online at https://emedicine.medscape.com/article/1091575-treatment [diakses tangal 6 Oktober 2018].
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 1990, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 347/MenKes/SK/VlI/1990
Tentang Obat Wajib Apotik, Menteri Kesehatan, Jakarta, Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 1993, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 924/MENKES/PERiX/1993
Tentang Daftar Obat Wajib Apotik No. 2, Menteri Kesehatan, Jakarta, Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 1999, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1176/Menkes/SKX/1999 Tentang Daftar Obat Wajib Apotik No. 3, Menteri Kesehatan,
Jakarta, Indonesia.
Saliha, Anarawati, 2018, Analisis Faktor Resiko Terjadinya Pitiriasis
Versikolor Pada Petugas Parkir. Thesis, UNIMUS.
Comments
Post a Comment
Thankyou for your comment! Have a great day..