Laporan Praktikum Kimia Dasar I Tentang Titrasi Asam Basa: Volumetri

PERCOBAAN IV
TITRASI ASAM BASA: VOLUMETRI


I.    TUJUAN
1.    Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang mengandung asam.
2.    Menstandarisasi larutan penitrasi.

II.    PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1.    Apa yang dimaksud dengan:
a.    asam    b.    basa    c.    titik ekuivalen    d.    indikator
2.    Jelaskan perbedaan titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen.
3.    Sebanyak 0,7742 g kalium hidrogen sitrat dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan air suling kemudian dititrasi dengan larutan NaOH, berapa molaritas larutan NaOH tersebut?

III.    DASAR TEORI
Analisa volumetrik adalah analisa kuantitatif dimana kadar komponen dari zat uji ditetapkan berdasarkan volume pereaksi (konsentrasi diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan zat uji, hingga komponen yang akan ditetapkan bereaksi secara kuantitatif dengan pereaksi tersebut. Proses yang dikenal dengan “titrasi”, oleh karena itu analisis volumetrik juga dikenal dengan “analisa titrimetri”
Suatu pereaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
1.    Reaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu, harustidak ada reaksi samping.
2.    Reaksi harus berlangsung sampai benar-benar lengkap pada titik ekuivalen, suatu indikator harus ada untuk menunjukkan titik ekuivalen.
3.    Reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Pereaksi yang digunakan dinamakan titran dan larutannya disebut titer atau larutan baku. Bila sebagai titran adalah larutan larutan baku asam, maka penetapan tersebut asidimetri dan bila larutan baku basa sebagai titran maka disebut alkalimetri.
Secara ringkas reaksi asam atau basa atau netralisasi disebabkan oleh proton (H+) dari asam yang bereaksi dengan OH- dari basa. Reaksi yang terjadi adalah:
H+ + OH- --> H2O(aq)

IV.    PROSEDUR PERCOBAAN
a.    Standarisasi larutan NaOH 0,1 M
Cuci dengan baik buret 50 ml, selanjutnya bilas dengan air suling, tutup ceratnya dan masukkan kira-kira 5 ml larutan NaOH yang kan distandarisasi. Miringkan dan putar buret dan ulangi proses pembilasaan sekali atau dua kali dengan larutan NaOH. Isi buret dengan larutan hingga skala 0, alirkan larutan untuk mengeluarkan gelembung udara pada ujung buret dan isi buret kembali.
Cuci 3 erlenmeyer 250 ml dan kemudian bilas dengan air suling. Pipet 25 ml larutan HCl standar 0,1 M ke dalam setiap erlenmeyer. Tambahkan ke dalam erlenmeyer masing-masing 25 ml air suling dan 3 tetes indikator fenolftalien. Catat kedudukan awal NaOH pada buret kemudian alirkan sedikit larutan NaOH pada erlenmeyer pertama. Titik akhir tercapai bila berwarna merah jambu bertahan sampai 30 detik setelah campuran. Catat volume akhir dalam buret, isi buret kembali dan titrasi pada erlenmeyer kedua dan ketiga. Hitunglah molaritas larutan standar NaOH.
b.    Menentukan persentase asam asetat dalam cuka
Cuka dapur mengandung asam asetat 4-6%. Karena komponen yang bersifat asam dalam cuka adalah asam asetat, maka konsentrasi asam asetat dapat dengan mudah ditentukan melalui titrasi dengan larutan standar NaOH atau basa kuat lainnya.
Contoh cuka dapat diperoleh di pasar dan dicatat pengamatan pada labelnya seperti nomor, merek, dan sebagainya. Cuci dan bilas tiga erlenmeyer 250 ml, pipet 2 ml asam cuka ke dalam setiap erlenmeyer. Tambahkan 20 ml air suling, 3 tetes indikator fenolftalein dan selanjutnya titrasi dengan larutan standar NaOH sampai terbentuk warna merah jambu. Hitung persentase masa pada tiap-tiap contoh. 

Comments